Perempuan di Bengkulu Diingatkan Atas Dua Peran yang Dimilikinya 

Perempuan di Bengkulu Diingatkan Atas Dua Peran yang Dimilikinya 
Ketua FKPT Bengkulu, Iskandar Ramis. (foto: istimewa)

BENGKULU - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Bengkulu, Kamis (7/9/2017), menyelenggarakan Rembuk Kebangsaan: Perempuan Pelopor Perdamaian. Di sini kelompok perempuan di Bengkulu diingatkan atas 2 (Dua) peran yang dimilikinya dalam pencegahan terorisme. 

Ketua FKPT Bengkulu, Iskandar Ramis, dalam sambutan pembukaan kegiatan mengatakan, perempuan sebagai ibu adalah madrasatul ula atau sekolah pertama bagi anak-anaknya. Peran itu diharapkan menjadikan seorang ibu bisa  memberikan bekal pengetahuan yang cukup untuk mengantisipasi paparan paham radikal terorisme di luar rumah. 

"Ibu tentu tidak bisa terus menerus mengawasi anak-anaknya. Tapi dengan bekal pengetahuan terorisme itu bahaya, ciri-ciri terorisme itu apa, setidaknya ibu-ibu sudah mencegah anak-anaknya terlibat di aksi-aksi terorisme," kata Iskandar. 

Iskandar juga mengajak kelompok perempuan untuk terus mawas diri, terlebih di tengah kemajuan teknologi yang turut pula dijadikan sarana penyebarluasan paham radikal terorisme secara terselubung. "Ibu-ibu ketika facebook-an, pakai Whatsaap, ada info-info baru jangan mudah percaya. Cek dulu kebenarannya, jangan karena suka langsung dibagikan," tambahnya. 

Ketua Bidang Pemberdayaan Pemuda dan Perempuan FKPT Bengkulu, Hj. Nurul Fadhilah, di kesempatan yang sama menyebut perempuan adalah immadul bilaad atau tiang negara. Perempuan diminta tidak mudah terprovokasi paham radikal terorisme,  apalagi terlibat dalam jaringan pelakunya. 

"Caranya bagaimana? Caranya perkuat pemahaman agama dari guru yang benar, perluas wawasan seputar bahaya radikal terorisme, dan jangan mudah percaya dengan hal-hal baru yang mencurigakan," ungkap Nurul. 

Dalam paparannya Nurul juga menyebut Bengkulu sebagai daerah yang memiliki tingkat kerawanan tinggi terhadap penyebarluasan paham radikal terorisme. "Di sini ibu-ibu bisa berperan. Jadilah palang pintu pencegahan, terutama di lingkungan keluarga, jangan sampai terorisme merusak kedamaian yang selama ini ada," pungkasnya. 

Aktifis perempuan dari Yayasan Wangsakerta, Farida Mahri, mengingatkan kelompok perempuan di Bengkulu atas bahaya terselubung dari setiap kampanye terorisme. 

"Cara pelaku merekrut pelaku selalu tidak disadari oleh calon korbannya. Yang melibatkan perempuan ada ajakan ta'lim, janji dinikahi,  diberikan bantuan perekonomian dan lain sebagainya. Kalau ada yang seperti itu, cek dulu siapa pemberinya dan bagaimana latar belakangnya," tegas Farida.

Rembuk Kebangsaan: Perempuan Pelopor Perdamaian merupakan salah satu metode yang dijalankan dari kegiatan Pelibatan Pemuda dan Perempuan dalam Pencegahan Terorisme. Satu metode lainnya adalah Workshop BNPT Video Festival, pembekalan kepada pelajar calon peserta lomba video pendek BNPT 2017. (shk/rilis


Berita Lainnya

Index
Galeri